Mini Lokakarya Lintas Sektoral Kecamatan Kambera
01 Oktober 2024
Add Comment
![]() |
Kepala Puskesmas Kambaniru - Camat Kambera - Kasie Kesos Kec. Kambera (moderator) |
Jumat, 27 September 2024 dilaksanakan Lokakarya Mini Lintas Sektoral se-kecamatan Kambera oleh Kecamatan Kambera dan Puskesmas Kambaniru yang berada di wilayah kerja kecamatan Kambera. Lokakarya Mini ini diselenggarakan untuk membahas cakupan pelayanan Puskesmas Kambaniru dan dilaksanakan di lokasi wisata Pantai Mangroove Walakiri. Hadir pada kesempatan tersebut Camat Kambera, Petrus Kalaway, S.E., Sekcam Kambera, Kepala Puskesmas Kambaniru, Benyamin L. Hiho, para Lurah, Kepala Desa, para tenaga kesehatan dari Puskesmas Kambaniru, para kader posyandu, Kepala Sekolah se-kecamatan Kambera, Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa se-kecamatan Kambera dan tokoh masyarakat lainnya.
Mini Lokakarya ini dipandu oleh moderator, Lesly Oktavina Konda, S.S., yang adalah Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Kambera. Dalam sambutannya, Camat Kambera menyatakan bahwa kecamatan Kambera di tahun 2024 merupakan kecamatan dengan kasus stunting terendah di seluruh kabupaten Sumba Timur. Untuk itu Camat sangat mengapresiasi pencapaian tersebut dan berterimakasih atas kerja keras seluruh personel Puskesmas Kambaniru dan seluruh pemangku kepentingan di kecamatan Kambera, khususnya para kader Posyandu sebagai ujung tombak penyuluhan dan pencegahan stunting di masyarakat. Hal ini merupakan sebuah kebanggaan namun tetap merupakan pekerjaan berat bagi seluruh pihak dalam hal pemberantasan stunting. Camat juga berjanji akan mengajak lebih banyak pihak lagi untuk dapat bekerjasama dalam mewujudkan gerakan masyarakat sehat di kecamatan Kambera, tidak hanya dalam hal penanganan stunting namun juga dalam berbagai aspek pelayanan kesehatan lainnya.
Sementara itu kepala puskesmas Kambaniru, Benyamin Hiho, SKM., dalam laporan awalnya memberi informasi kasus stunting di Kambera mengalami penurunan per Agustus 2024. Dari 77 kasus sejak 2022 menjadi 71 kasus. "Jumlah kasusnya mengalami penurunan, terbukti dari angka yang ditampilkan namun masih saja muncul kasus stunting baru dalam periode dua tahun tersebut. Ini menjadi PR kita semua untuk bahu-membahu bekerjasama mengatasi masalah stunting".
Menurutnya, selain tenaga kesehatan dan aparat lainnya, masyarakat sendiri sebenarnya memiliki pengaruh lebih besar dalam menangani stunting. "Intervensi Stunting itu ada 2 macam, yaitu intervensi spesifik (yang dilakukan oleh puskesmas) dan intervensi sensitif (yang dilaksanakan oleh masyarakat sendiri). Intervensi spesifik ini persentasenya cuma 30% sementara intervensi sensitif sebesar 70%. Ini berarti bahwa penanganan stunting sebenarnya tanggungjawab bersama seluruh masyarakat. Karena yang namanya gizi, perawatan kesehatan, ketersediaan jamban, dan lain sebagainya merupakan tanggungjawab kita semua. Oleh karena itu peran masyarakat sangatlah besar dalam hal penanganan stunting".
Kepala Puskesmas juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada para kader posyandu yang menjadi garda terdepan bersama tenaga kesehatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan di masyarakat. Ucapan terima kasih yang sama juga kepada pihak sekolah yang bersedia memberi kesempatan kepada tenaga kesehatan dari Puskesmas Kambaniru untuk melakukan screening dan pelayanan kesehatan lainnya pada warga sekolah, khususnya kepada para peserta didik, pada jam-jam kegiatan belajar-mengajar sedang berlangsung.
Dari pihak SMA Negeri 1 Kambera, hadir mengikuti lokakarya ini yakni Kepala SMA Negeri 1 Kambera, Putiyani Rambu Lepir, M.Pd., Wakasek Humas, Margaretha Djanggatara, S.Pd.,Gr., Benny Wayto, S.S., dan Erens Kapita, S.Pd., selaku tim humas sekolah. Salam Kambera.
Dari pihak SMA Negeri 1 Kambera, hadir mengikuti lokakarya ini yakni Kepala SMA Negeri 1 Kambera, Putiyani Rambu Lepir, M.Pd., Wakasek Humas, Margaretha Djanggatara, S.Pd.,Gr., Benny Wayto, S.S., dan Erens Kapita, S.Pd., selaku tim humas sekolah. Salam Kambera.